Lukman.NET

Sebuah blog perjalanan seorang pemuda.

Tugas 2# Soft Skill Metode Penelitian : VALIDITAS DAN REABILITAS PENELITIAN KUALITATIF

    TUGAS SOFT SKILL - 1
VALIDITAS DAN REABILITAS PENELITIAN KUALITATIF

Tugas 2# Soft Skill Metode Penelitian
Dosen : Bp. M. Okki Hardian
Tanggal : 20 Oktober 2012





A.        Pengertian

            Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, criteria utama terhadapdata hasil penelitian adalah valid, reliable dan obyektif. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjdi pada obyek penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna merah; kalau dalam obyek penelitian seperti sekolah para guru bekerja dengan keras, maka peneliti melaporkan bahwa para guru bekerja dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dinyatakan tidak valid.

            Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja tenaga pendidikan, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja tenaga kependidikan. Penelitian menjadi tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja guru.

            Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representative, instrument penelitian valid dan reliable, cara mengumpulkan, dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.

            Dalam hal reabilitas, Susan Stainback (1988/0 menyatakan bahwa, “reability is often defined as the consistency and stability of data or findings. From a positivistic perspective, reability typically is considered to be synonymous with the consistency of data produced by observations made by different researchers (e.g test retest), or by splitting a data set in two parts (split-half).” Reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi  dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistic (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau besaok akan tetap berwarna merah. Karena reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada obyek yang sama dengan metode yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama. Suatu data yang reliable atau konsistensi cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Orang yang berbohong secara konsisten akan terlihat valid, walaupun tidak valid.

            Obyektivitas berkenaan dengan “derajat kesepakatan” atau “interpersonal agreement” antar banyak orang terhadap suatu data. Bila dari 100 orang, terdapat 99 orang menyatakan bahwa terdapat warna merah dalam obyek penelitian itu, sedangkan yang satu orang menyatakan warna lain, maka data tersebut adalah data yang obyektif. Obyektif disini lawannya subyektif. Data yang obyektif akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Dapat terjadi suatu data yang disepakati banyak orang belum tentu valid. Sebagai contoh terdapat 99 orang menyatakan bahwa A bukan pencuri (obyektif), dan satu orang menyatakan bahwa A pencuri (subyektif). Ternyata yang betul adalah satu orang, karena yang 99 orang tersebut teman-teman si A yang sama-sama pencuri, sehingga menyatakan si A bukan pencuri.

 

 

B.        Pengujian Validitas dan Reabilitas Penelitian Kualitatif

            Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Perbedaan tersebut ditunjukkan dalam tabel 1.1 berikut:

 

Tabel 1.1 Perbedaan Istilah Dalam Pengujian Keabsahan Data Antara Metode Kualitatif dan Kuantitaif

Aspek
Metode Kualitatif
Metode Kuantitatif
Nilai Kebenaran
Validitas Internal
Kredibiltas (Credibility)
Penerapan
Validitas Eksternal (Generalisasi)
Transferability/ Keteralihan
Konsistensi
Reabilias
Auditability, Dependability
Natralitas
Obyektivitas
Confirmability (dapat dikonfirmasi)

 

1.         Uji Kredibilitas
            Bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data ditunjukkan pada gambar 1.1. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa juji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check.



a.         Perpanjangan pengamatan

Mengapa dengan perpanjangan pengamatan akan dapat meningkatkan kepercayaan/ kredibilitas data? Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, kembali lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari. Rapport is relationship of mutual trust and emotional affinity between two or more people (Susan Stainback, 1988).

Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini  merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang sudah diperoleh selama ini setelah dicek kembalipada sumber data asli atau sumber data lain yang ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luasdan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

b.         Meningkatkan ketekunan

            Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambugan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai contoh mengamati sekelompok masyarakat yang sedang olahraga pagi. Bagi orang awam olahraga adalah untuk meningkatkan kebugaran fisik. Tetapi bagi peneliti kualitatif tentu akan lain kesimpulannya. Setelah peneliti mencermati secara mendalam, olahraga pagi itu bagi sekelompok masyarakat itu merupakan wahana untuk transaksi bisnis. Selanjutnya untuk dapat memahami proses perdagangan narkoba, maka peneliti harus melakukan pengamatan secara terus menerus dan memahami bahasa-bahasa sandi mereka.

            Menagapa dengan meningkatkan ketekunan dapat menngkatkan kredibilitas data? Meningkatkan ketekunan itu ibarat kita mengecek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti kembali penulisan dalam makalah ang telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu,  maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memeberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

            Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil-hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang tekait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/ dipercaya atau tidak.

c.         Triangulasi
            Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Lihat gambar 1.2.


i           Triangulasi sumber

            Triangulasi sumber untuk menguji kredibiltas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah  diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentangperilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid Yng bersangkutan dan orangtuanya. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bias dirata-ratakanseperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

ii.         Triangulasi teknik

            Triangukasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilits data dilakukan dengan carfa mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian krediblitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk menghasilkan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

iii.        Triangulasi waktu
            Waktu juga sering mempengaruhi data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.




DAFTAR PUSTAKA
 

Prof. Dr. Sugiyono, METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF
dan R&D, Alfabeta, Bandung: 2006



Facebook Twitter RSS