Tugas 2# Soft Skill Metode Penelitian : VALIDITAS DAN REABILITAS PENELITIAN KUALITATIF
Diposkan oleh
Unknown
Sunday, January 6, 2013 at 9:48 AM
0
komentar
Labels :
Kuliah
Soft Skill
TUGAS SOFT SKILL -
1
VALIDITAS DAN REABILITAS PENELITIAN KUALITATIF
Tugas 2# Soft Skill Metode Penelitian
Dosen : Bp. M.
Okki Hardian
Tanggal : 20 Oktober 2012
A. Pengertian
Uji keabsahan data dalam penelitian,
sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Dalam penelitian
kuantitatif, criteria utama terhadapdata hasil penelitian adalah valid,
reliable dan obyektif. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data
yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjdi pada obyek
penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti
akan melaporkan warna merah; kalau dalam obyek penelitian seperti sekolah para
guru bekerja dengan keras, maka peneliti melaporkan bahwa para guru bekerja
dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang
terjadi pada obyek, maka data tersebut dinyatakan tidak valid.
Terdapat
dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas
eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat desain penelitian dengan
hasil yang dicapai. Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos
kerja tenaga pendidikan, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang
akurat tentang etos kerja tenaga kependidikan. Penelitian menjadi tidak valid,
apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja guru.
Validitas
eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat
digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Bila sampel penelitian representative, instrument penelitian valid dan
reliable, cara mengumpulkan, dan analisis data benar, maka penelitian akan
memiliki validitas eksternal yang tinggi.
Dalam
hal reabilitas, Susan Stainback (1988/0 menyatakan bahwa, “reability is often defined as the consistency and stability of data or
findings. From a positivistic perspective, reability typically is considered to
be synonymous with the consistency of data produced by observations made by
different researchers (e.g test retest), or by splitting a data set in two
parts (split-half).” Reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam
pandangan positivistic (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable apabila
dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau
peneliti dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama
dalam dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data
bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti
satu menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau besaok akan tetap
berwarna merah. Karena reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi, maka
bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada obyek
yang sama dengan metode yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama. Suatu
data yang reliable atau konsistensi cenderung valid, walaupun belum tentu
valid. Orang yang berbohong secara konsisten akan terlihat valid, walaupun
tidak valid.
Obyektivitas
berkenaan dengan “derajat kesepakatan” atau “interpersonal agreement” antar banyak orang terhadap suatu data.
Bila dari 100 orang, terdapat 99 orang menyatakan bahwa terdapat warna merah
dalam obyek penelitian itu, sedangkan yang satu orang menyatakan warna lain,
maka data tersebut adalah data yang obyektif. Obyektif disini lawannya
subyektif. Data yang obyektif akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.
Dapat terjadi suatu data yang disepakati banyak orang belum tentu valid.
Sebagai contoh terdapat 99 orang menyatakan bahwa A bukan pencuri (obyektif),
dan satu orang menyatakan bahwa A pencuri (subyektif). Ternyata yang betul
adalah satu orang, karena yang 99 orang tersebut teman-teman si A yang
sama-sama pencuri, sehingga menyatakan si A bukan pencuri.
B. Pengujian Validitas dan Reabilitas Penelitian Kualitatif
Dalam
pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif menggunakan istilah yang
berbeda dengan penelitian kuantitatif. Perbedaan tersebut ditunjukkan dalam
tabel 1.1 berikut:
Tabel
1.1 Perbedaan Istilah Dalam Pengujian Keabsahan Data Antara Metode Kualitatif
dan Kuantitaif
Aspek
|
Metode Kualitatif
|
Metode Kuantitatif
|
Nilai Kebenaran
|
Validitas
Internal
|
Kredibiltas
(Credibility)
|
Penerapan
|
Validitas
Eksternal (Generalisasi)
|
Transferability/
Keteralihan
|
Konsistensi
|
Reabilias
|
Auditability,
Dependability
|
Natralitas
|
Obyektivitas
|
Confirmability
(dapat dikonfirmasi)
|
1. Uji Kredibilitas
Bermacam-macam cara pengujian
kredibilitas data ditunjukkan pada gambar 1.1. Berdasarkan gambar tersebut
terlihat bahwa juji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman
sejawat, analisis kasus negative, dan member
check.
a. Perpanjangan
pengamatan
Mengapa dengan perpanjangan pengamatan akan dapat
meningkatkan kepercayaan/ kredibilitas data? Dengan perpanjangan pengamatan
berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, kembali lagi dengan
sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan
pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak
lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah terjadi kewajaran
dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang
dipelajari. Rapport is relationship of
mutual trust and emotional affinity between two or more people (Susan
Stainback, 1988).
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti
masih dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan
belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan.
Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang
telah diberikan selama ini merupakan
data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang sudah diperoleh selama ini
setelah dicek kembalipada sumber data asli atau sumber data lain yang ternyata
tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luasdan
mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.
b. Meningkatkan
ketekunan
Meningkatkan
ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambugan.
Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa dapat direkam
secara pasti dan sistematis. Sebagai contoh mengamati sekelompok masyarakat
yang sedang olahraga pagi. Bagi orang awam olahraga adalah untuk meningkatkan
kebugaran fisik. Tetapi bagi peneliti kualitatif tentu akan lain kesimpulannya.
Setelah peneliti mencermati secara mendalam, olahraga pagi itu bagi sekelompok
masyarakat itu merupakan wahana untuk transaksi bisnis. Selanjutnya untuk dapat
memahami proses perdagangan narkoba, maka peneliti harus melakukan pengamatan
secara terus menerus dan memahami bahasa-bahasa sandi mereka.
Menagapa
dengan meningkatkan ketekunan dapat menngkatkan kredibilitas data? Meningkatkan
ketekunan itu ibarat kita mengecek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti
kembali penulisan dalam makalah ang telah dikerjakan, ada yang salah atau
tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu,
maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah
ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan
maka, peneliti dapat memeberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis
tentang apa yang diamati.
Sebagai
bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai
referensi buku maupun hasil-hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang
tekait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti
akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang
ditemukan itu benar/ dipercaya atau tidak.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Lihat gambar 1.2.
i Triangulasi
sumber
Triangulasi
sumber untuk menguji kredibiltas data dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentangperilaku murid, maka
pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru,
teman murid Yng bersangkutan dan orangtuanya. Data dari ketiga sumber tersebut,
tidak bias dirata-ratakanseperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi
dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan
mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh
peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.
ii. Triangulasi
teknik
Triangukasi
teknik dilakukan untuk menguji kredibilits data dilakukan dengan carfa mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau
kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian krediblitas data tersebut,
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk menghasilkan
data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
iii. Triangulasi
waktu
Waktu juga sering mempengaruhi data.
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara
sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi
atau teknik lain dalam waktu atau situasi berbeda. Bila hasil uji menghasilkan
data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara
mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Sugiyono, METODE PENELITIAN
KUANTITATIF KUALITATIF
dan R&D, Alfabeta,
Bandung: 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)