Lukman.NET

Sebuah blog perjalanan seorang pemuda.

Tugas 2# Soft Skill Metode Penelitian : VALIDITAS DAN REABILITAS PENELITIAN KUALITATIF

    TUGAS SOFT SKILL - 1
VALIDITAS DAN REABILITAS PENELITIAN KUALITATIF

Tugas 2# Soft Skill Metode Penelitian
Dosen : Bp. M. Okki Hardian
Tanggal : 20 Oktober 2012





A.        Pengertian

            Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, criteria utama terhadapdata hasil penelitian adalah valid, reliable dan obyektif. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjdi pada obyek penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna merah; kalau dalam obyek penelitian seperti sekolah para guru bekerja dengan keras, maka peneliti melaporkan bahwa para guru bekerja dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dinyatakan tidak valid.

            Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja tenaga pendidikan, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja tenaga kependidikan. Penelitian menjadi tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja guru.

            Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representative, instrument penelitian valid dan reliable, cara mengumpulkan, dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.

            Dalam hal reabilitas, Susan Stainback (1988/0 menyatakan bahwa, “reability is often defined as the consistency and stability of data or findings. From a positivistic perspective, reability typically is considered to be synonymous with the consistency of data produced by observations made by different researchers (e.g test retest), or by splitting a data set in two parts (split-half).” Reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi  dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistic (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau besaok akan tetap berwarna merah. Karena reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada obyek yang sama dengan metode yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama. Suatu data yang reliable atau konsistensi cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Orang yang berbohong secara konsisten akan terlihat valid, walaupun tidak valid.

            Obyektivitas berkenaan dengan “derajat kesepakatan” atau “interpersonal agreement” antar banyak orang terhadap suatu data. Bila dari 100 orang, terdapat 99 orang menyatakan bahwa terdapat warna merah dalam obyek penelitian itu, sedangkan yang satu orang menyatakan warna lain, maka data tersebut adalah data yang obyektif. Obyektif disini lawannya subyektif. Data yang obyektif akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Dapat terjadi suatu data yang disepakati banyak orang belum tentu valid. Sebagai contoh terdapat 99 orang menyatakan bahwa A bukan pencuri (obyektif), dan satu orang menyatakan bahwa A pencuri (subyektif). Ternyata yang betul adalah satu orang, karena yang 99 orang tersebut teman-teman si A yang sama-sama pencuri, sehingga menyatakan si A bukan pencuri.

 

 

B.        Pengujian Validitas dan Reabilitas Penelitian Kualitatif

            Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Perbedaan tersebut ditunjukkan dalam tabel 1.1 berikut:

 

Tabel 1.1 Perbedaan Istilah Dalam Pengujian Keabsahan Data Antara Metode Kualitatif dan Kuantitaif

Aspek
Metode Kualitatif
Metode Kuantitatif
Nilai Kebenaran
Validitas Internal
Kredibiltas (Credibility)
Penerapan
Validitas Eksternal (Generalisasi)
Transferability/ Keteralihan
Konsistensi
Reabilias
Auditability, Dependability
Natralitas
Obyektivitas
Confirmability (dapat dikonfirmasi)

 

1.         Uji Kredibilitas
            Bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data ditunjukkan pada gambar 1.1. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa juji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check.



a.         Perpanjangan pengamatan

Mengapa dengan perpanjangan pengamatan akan dapat meningkatkan kepercayaan/ kredibilitas data? Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, kembali lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari. Rapport is relationship of mutual trust and emotional affinity between two or more people (Susan Stainback, 1988).

Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini  merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang sudah diperoleh selama ini setelah dicek kembalipada sumber data asli atau sumber data lain yang ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luasdan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

b.         Meningkatkan ketekunan

            Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambugan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai contoh mengamati sekelompok masyarakat yang sedang olahraga pagi. Bagi orang awam olahraga adalah untuk meningkatkan kebugaran fisik. Tetapi bagi peneliti kualitatif tentu akan lain kesimpulannya. Setelah peneliti mencermati secara mendalam, olahraga pagi itu bagi sekelompok masyarakat itu merupakan wahana untuk transaksi bisnis. Selanjutnya untuk dapat memahami proses perdagangan narkoba, maka peneliti harus melakukan pengamatan secara terus menerus dan memahami bahasa-bahasa sandi mereka.

            Menagapa dengan meningkatkan ketekunan dapat menngkatkan kredibilitas data? Meningkatkan ketekunan itu ibarat kita mengecek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti kembali penulisan dalam makalah ang telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu,  maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memeberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

            Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil-hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang tekait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/ dipercaya atau tidak.

c.         Triangulasi
            Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Lihat gambar 1.2.


i           Triangulasi sumber

            Triangulasi sumber untuk menguji kredibiltas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah  diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentangperilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid Yng bersangkutan dan orangtuanya. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bias dirata-ratakanseperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

ii.         Triangulasi teknik

            Triangukasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilits data dilakukan dengan carfa mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian krediblitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk menghasilkan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

iii.        Triangulasi waktu
            Waktu juga sering mempengaruhi data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.




DAFTAR PUSTAKA
 

Prof. Dr. Sugiyono, METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF
dan R&D, Alfabeta, Bandung: 2006



Key Performance Indicators (KPI) #Part1

KPI (singkatan bahasa Inggris: key performance indicators), atau indikator kinerja utama (IKU) dalam bahasa Indonesia, adalah metrik finansial ataupun non-finansial yang digunakan untuk membantu suatu organisasi menentukan dan mengukur kemajuan terhadap sasaran organisasi. KPI digunakan dalam intelijen bisnis untuk menilai keadaan kini suatu bisnis dan menentukan suatu tindakan terhadap keadaan tersebut. KPI sering digunakan untuk menilai aktivitas-aktivitas yang sulit diukur seperti keuntungan pengembangan kepemimpinan, perjanjian, layanan, dan kepuasan. KPI umumnya dikaitkan dengan strategi organisasi yang contohnya diterapkan oleh teknik-teknik seperti kartu skor berimbang (BSC, balanced scorecard) (www.wikipedia.com).
KPI berbeda tergantung sifat dan strategi organisasi. KPI merupakan bagian kunci suatu sasaran terukur yang terdiri dari arahan, KPI, tolok ukur, target, serta kerangka waktu. Sebagai contoh: "meningkatkan pendapatan rata-rata per pelanggan dari 10 ribu ke 15 ribu rupiah pada akhir tahun 2008". Dalam contoh ini, 'pendapatan rata-rata per pelanggan' adalah suatu KPI (www.wikipedia.com).
 
I need this book ...
 
 

 

SOICHIRO HONDA : "Lihat Kegagalan Saya"

   

Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia

sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia

trus bermimpi dan bermimpi...

 

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda

selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk

kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak

dijuluki "raja jalanan".

 

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro

Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur,

lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI.

Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak

pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. "Nilaiku jelek

di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar

mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia

84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap

lever.

 

Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang

membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko,

Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya

memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering

bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi

motor penggeraknya.

 

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri

berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya

ingin menyaksikan pesawat terbang.

 

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12

tahun,  Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model

rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia

sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak

tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

 

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai

Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya.

Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang

mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya.

Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan.

Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor

cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

 

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima

reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat

memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu,

jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya

tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu,

hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk

menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-

ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30,

Honda menandatangani patennya yang pertama.

 

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,

membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang

dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang

dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya

itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring

buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-

temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar

dari bengkel.

 

Kuliah

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan

kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya.

Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari

jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin.

Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke

bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua

tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang

mengikuti kuliah.

 

"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,

melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan

pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada

Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah.

Melainkan pengetahuan.

Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

 

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota

memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh

malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak

memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari

sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang.

Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

 

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan

karyawannya.

Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh

kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik.

Tanpa

diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga

diputuskan

menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba

beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal. Akhirnya, tahun 1947,

setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi

Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat

menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda

motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para

tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan

stok.

Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu,

kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut

mobilnya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

 

Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri

otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang

melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka  tidak

melihat 99%

kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami

kegagalan, yaitu mulailah bermimpi,

mimpikanlah mimpi baru.

 

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Sukses itu bisa diraih seseorang

dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari

keluarga miskin.

= = = = = = = = = = =

 

 

5 Resep keberhasilan Honda :

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.

2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu

   memperbaiki produksi.

3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda

   senyaman mungkin.
 
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.

5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

 

 

 

 

 

 

3D OPTIC SCANNER: ATOS 3D DIGITIZER

1.        Definisi  ATOS 3D DIGITIZER
Atos adalah sebuah nama alat ukur yang memiliki resolusi yang berupa sebuah 3D optic scanner. Alat ukur ini memberikan tiga-dimensi pengukuran data dengan cepat dan akurat untuk mengoptimalkan rekayasa proses dan meningkatkan produksi. Atos secara luas digunakan dalam berbagai industri untuk komponen logam. The Atos 3D Digitizer adalah yang paling inovatif pengukuran optik sistem tiga-dimensi mengkoordinasikan pengukuran di pasar. Dikembangkan sejak tahun 1995, Atos memiliki ribuan pengukuran dan analisis, pabrik, dan ruang produksi di seluruh dunia. Atos juga metrologi diuji dan diterima secara luas sebagai disukai ukur alat. Hal ini direkayasa dengan maju hardware dan software cerdas untuk menyediakan pengukuran presisi cepat dengan fleksibilitas dan stabilitas untuk lingkungan industri.  Integrasi Atos dalam pengembangan industri dan proses produksi  membantu dalam:
a.         Mengurangi waktu penelitian dan pengembangan
b.        Meningkatkan kualitas prototipe
c.         Mempercepat waktu produksi
d.        Mencapai tingkat yang lebih tinggi dari penjaminan mutu di seluruh siklus hidup produk
e.         Pemantauan analisis trend awal dalam proses produksi seri
f.         Membangun analisis akar penyebab untuk mendeteksi masalah rekayasa
g.        Mengurangi menolak dan pengerjaan ulang, sehingga menghemat waktu berharga dan uang
h.       Mengotomasi kontrol kualitas untuk meningkatkan jaminan kualitas secara keseluruhan membutuhkan personil yang lebih sedikit dan meningkatkan prestasi.
Atos menggabungkan fleksibilitas dan kemudahan penggunaan dengan  hardware sensor. Atos 3D menghasilkan proses yang  aman, resolusi tinggi, data yang berkualitas tinggi pengukuran bahkan di  kompleks, mengkilap atau gelap objek permukaan. Hal ini dikombinasikan  dengan kuat software GOM yang profesional Atos dan pengalaman lebih dari 20 tahun dalam teknik pengukuran optik membuat Atos 3D yang ideal pengukuran solusi optik untuk semua mengukur suatu produk. 

Gambar 1.1 Bagian-bagian ATOS 3D DIGITIZER


Gambar 1.2 ATOS 3D DIGITIZER



2.        Fungsi  ATOS 3D DIGITIZER

Atos merupakan salah satu alat ukur banyak digunakan pada bidang  engineering, biasanya pada industri logam. Fungsi dari ATOS 3D DIGITIZER yaitu sama pada fungsi alat ukur pada umumnya yaitu mengukur, dengan menggunakan ATOS 3D DIGITIZER dapat mengetahui ukuran benda tersebut dan dapat mengetahui deformasi benda tersebut setelah mengalami perlakuan khusus atau untuk membandingkan prototipe suatu product dengan data 3D masternya. Misalnya seorang engineer industri manufaktur otomotif sedangan melakukan pengukuran dengan menggunakan ATOS 3D DIGITIZER pada suatu komponen sepeda motor, katakanlah komponen tersebut adalah sebuah push step. Engineer tersebut melakukan pengukuran terhadap push step ini untuk membandingkan antara aktual part dengan data 3D masternya. Setelah didapat hasil scan push step tadi kini kita bisa membandingkan ukuran aktual pada push step tersebut dengan data 3D masternya, jika ada perbedaan dimensi atau surface nanti akan didapat data berupa angka dan indikator warna (merah, hijau, biru atau kuning). Sehingga engineer tadi dapat menganalisa dari push step yang dilakukan pengukuran apakah push step tersebut ukuran dan surfacenya sesuai dengan data 3D masternya atau terdapat perbedaan pada ukuran dimensi dan surfacenya, nanti akan dijelaskan pada bagian cara baca alat ukur ATOS 3D DIGITIZER.



3.        Macam-macam  GOM 3D OPTIC SCANNER
GOM (Gesellschaft für Optische Messtechnik atau Society for Optical Metrologi) adalah produsen industri global yang berkembang dan menghasilkan pengukuran optik revolusioner solusi dan teknologi untuk 3D koordinat  pengukuran dan deformasi analisis. GOM sistem yang mengukur didasarkan pada
pengolahan gambar digital dan digunakan dalam produk pengembangan, jaminan kualitas, bahan dan pengujian komponen. Pengukuran optik teknologi dan full-bidang permukaan sistem pengukuran telah menjadi standar perangkat tersebut dalam hampir semua industri. Data dari sistem pengukuran GOM yang tidak ternilai yang alat untuk pengendalian kualitas dalam produk modern
pengembangan dan proses produksi rantai. Selain produk ke Atos 3D Digitizer,  GOM juga menawarkan:
1.    TRITOP   : optik 3D mengukur koordinat mesin.
2.    Aramis     : optik deformasi analisis 3D bahan dan komponen.
3.    Pontos      : kontak 3D analisis dinamik non pemindahan dan deformasi.
4.  ARGUS          : analisis pembentukan untuk lembaran logam membentuk proses.

4.        Cara Pengoperasian (Cara Kerja dari 3D OPTIC SCANNER)
Sensor Positioning
Kepala sensor Atos dapat diposisikan pada berdiri bebas di depan obyek pengukuran. Untuk pengukuran otomatis, sensor yang digunakan pada robot.
Pengukuran
Fringe pola diproyeksikan ke permukaan objek dengan cahaya putih proyeksi dan dicatat oleh dua kamera. Sistem self-ketergantungan memeriksa kalibrasi dan pengaruh dari kondisi ambient.
Evaluasi
Dalam hitungan detik, perangkat lunak menghitung koordinat presisi tinggi 3D hingga 4 juta per poin objek pengukuran. Selain permukaan, sistem juga menyediakan pemangkasan dan informasi lubang pola.
Hasil (Output)
Setiap pengukuran tambahan berubah sepenuhnya otomatis ke dalam sistem koordinat objek umum. Penyimpangan ke CAD dapat dihitung lengkap kumpulan data dan hasil perbandingan dapat diekspor ke dalam format standar untuk diproses lebih lanjut.

5.         Cara Pembacaan Output 3D OPTIC SCANNER

Gambar 5.1 Output Analisa ATOS 3D Optic Scanner


Gambar diatas adalah hasil output dari pengukuran atau analisa dari hasil scan ATOS 3D Optic Scanner yang dibandingkan dengan data 3D masternya. Hasil scanner dan pengukuran pada gambar diatas dapat dianalisa sehingga mendapatkan beberapa informasi dari gambar tersebut. Output diatas berupa titik koordinat yang memiliki nilai (+/-) dan skala warna (Merah, Kuning, Hijau, dan Biru), tiap-tiap warna tersebut digunakan untuk memudahkan pada saat analisa perbandingan terhadap gambar 3D masternya. Selain skala warna terdapat juga berupa data numerik atau angka seperti pada gambar diatas, jika ukuran tersebut minus itu menandakan bahwa ukuran dimensi benda aktual tersebut surface atau permukaan benda pada suatu titik itu memiliki perbedaan atau perubahan bentuk surface (deformasi), begitu juga sebaliknya jika plus berarti menandakan benda aktual tersebut melebihi 3D masternya.



Kalibrasi 3D Optic Scanner
Kalibrasi 3D Optic Scanner adalah suatu proses pada software dan hardware untuk mengfokuskan kamera R & L  dan projektor, mendefinisikan ruang ukur dan mengecek bahwa hardaware sudah terpasang sempurna. Proses kalibrasi ini dilakukan setiap 1-2 bulan sekali, setiap kali kalibrasi alat ukur ini diharuskan untuk mengganti lensa kamera R & L, agar pengukuran mendapatkan data yang akurat dan lebih tajam pada saat pengambilan gambar. Proses kalibrasi ini biasanya dilakukan oleh karyawan yang bersangkutan yang menguasai dari alat ukur tersebut, karena cara untuk mengkalibrasi alat ini mudah karena dari software alat ukur ini sudah mengakomodir tools kalibrasi hanya mengikuti intruksi kerja kalibrasi saja (file confendential).



Facebook Twitter RSS